Kamis, 03 September 2009

PRODUKTIF KRIYA TEKSTIL

1. Pengertian Batik

Batik atau kata batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang mempunyai arti: “menulis” dan “titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak atau gambar yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye).

Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tingggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (Jawa khususnya) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan ketrampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada waktu itu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.

Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

Teknik membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.






2. Pengertian Cetak Saring

Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasarNylon atau sutra. Layar ini kemudian diberi pola yang berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya. Kain ini direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar. Setelah diberi fotoresis dan disinari, akan terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui tinta dan tidak.

Jenis-jenis Sablon

a. Rubber
yg paling sering digunakan. Bisa untuk kaos berwarna gelap maupun terang karena sifatnya yang menumpang dan menutupi rajutan kain. UNtuk sablon diatas dasar kain yg melar dibutuhkan cat rubber dengan ramuan khusus agar cat dapat mengikuti kelenturan kain dan berdaya tahan lama.

b. Pigmen
sorry bukan, ini cat yang biasa dipakai untuk kaos berwarna terang karena sifatnya yg menyerap kedalam kain.

c. Plastisol,
cat berbahan dasar minyak, dengan kemampuan istimewa untuk mencetak dot/raster super kecil dengan hasil prima. Tanpa limbah dan sangat irit. Sayangnya butuh invest yg banyak bila menggunakan cat ini karena untuk mengeringkannya dibutuhkan sinar infra merah.

d. Glow in the dark,
cat yg menyala saat kaos berada ditempat gelap. Bisa rubber, pigmen maupun plastisol.

e. Reflektif,
cat yang akan menyala jika kaos disinari oleh sebuah sumber cahaya. Dari 3M.

f. Discharge,
cat dengan kemampuan menipiskan/menghilangkan warna dasar kaos kemudian diisi dengan warna baru sesuai dengan kebutuhan.

g. Flocking,
cat dengan bentuk jadi seperti beludru.

h. Foam atau cat timbul.
Ada rubber, ada juga plastisol, tapi bentuk timbul keduanya berbeda.

Separasi proses pemisahan warna disain untuk dijadiin film. Nah jenisnya ada 2 kalo ga salah. Ada yg spor color ato warna blok biasanya ini untuk disain berbentuk vektor, ada yg raster namanya process color. Disebut process color soalnya kalo pake cat plastisol warna2 yg udah dipisahin itu udah ada (udah diproses duluan, maksudnya udah ada yg jual jadinya kita ga perlu nyampur lagi), tapi bisa juga dipake buat cat rubber, tapi ga begitu bagus karena cat palstisol keunikannya adalah bisa ditumpuk pada saat masih basah jadi warnanya bisa nyampur.

Sablon Glitter, Sablonan yang memakai tinta berupa campuran serbuk, ada yg halus ada yg kasar, makin kasar makin renggang pula jenis screen yg digunakan.

Sablon Foil, Sablonan dengan menggunakan bahan kertas logam, hmm kaya foil yg ada di undangan2 gitulah.

Sablon High Density , Sablonan timbul dari jenis plastisol. Kalo dirubber disebutnya Foam (timbul busa) Kalo high density timbulnya bener2 kotak presisi sedang foam timbulnya melengkung
Sablon High Frequency tuch apa? Ha, apa pla ini bah? gw belon tau, tapi kalo dari namanya mungkin sablon dengan cat plastisol yg memakai raster2 kecil, makanya disebut high frequency abis rasternya rapat banget (plastisol bisa 55 sampe 60 pdi (dot per inch))

3. Pengertian Kristik

Kristik (Crosstitch / Point de croix) adalah salah satu tehnik menyulam yang mudah diwujudkan. Prinsip utamanya adalah membuat dua garis yang menyilang secara diagonal, lihat gambar :

Kain yang digunakan adalah kain khusus untuk kristik bagi pemula. Bila anda sudah biasa membuat kristik, anda juga dapat membuatnya pada kain biasa. Kain khusus untuk kristik tersedia dalam berbagai warna dan ukuran (tergantung besarnya satu satu titik persilangan).
Untuk benangnya, usahakan untuk menggunakan benang khusus menyulam. Bisa juga memakai benang wol, tapi hasilnya tidak akan sebaik bila dikerjakan dengan benang sulaman. Merek benang sulam yang bermutu tinggi adalah DMC.

Dalam mengerjakan kristik, terkadang kita memerlukan juga tehnik tehnik sulam klasik untuk mempercantik kreasi kita. Berikut contoh contoh tehnik yang sering digunakan bersama dengan kristik :

Tehnik Jelujur

Tehnik tikam jejak

Tehnik pagar

Tehnik setengah point

Tehnik seperempat point

Tehnik tiga perempat point

Tehnik bundel

Tehnik ikal

Tehnik bintang


Tehnik rantai


Untuk memulai kristik, anda dapat mencontoh gambar dari pola suatu majalah, ataupun anda dapat membeli satu paket kristik lengkap dengan benang, pola dan kainnya. Apabila anda ingin membuat sendiri pola kristik, anda dapat menggunakan sotware komputer yang dirancang untuk membuat kristik, seperti crossstitch (http://www.ursasoftware.com/index.htm), winstitch (http://www.win-stitch.com), (http://www.pc-stitch.com) dan banyak lagi. Dengan sotware khusus tersebut anda bahkan dapat membuat kristik dengan pola foto kesayangan anda.

Bila anda memiliki sisa sisa benang sulam, janganlah anda buang. Anda dapat mempergunakannya lagi untuk menambah hiasan pada kristik. Biasanya saya menggunakan pinsil warna yang sesuai dengan warna benang, dan langsung menggambarkan bentuk sederhana di atas kain. Guratan pinsil warna tersebut saya jadikan pola untuk kristik.




Ruang tamu diisi seperangkat meja dari lumpang yang unik dan kursi berukir dari kayu hitam. Di satu sisi dinding dipasang sebuah lukisan batik antik. Pada sisi yang lain, didesain satu partisi ditutup sebuah tapestri dengan aplikasi kupu-kupu dari kain batik. Motif kupu-kupu dengan aneka warna dan bentuk merupakan motif favorit nyonya rumah.



Di latar belakang ruang pas dipasang sebuah gebyok yang indah bermotif parang klitik digabung dengan motif anyaman bambu. Untuk mempermanis ruang ini diletakkan sebuah meja hias yang terbuat dari bekas lumpang penumbuk padi yang di bagian atasnya diberi kaca untuk tempat meletakkan pernik-pernik, seperti sebuah lampu duduk dari batu amethis yang indah.

Untuk mengisi interior rumah tinggal, biasanya orang menempatkan furnitur yang fungsional sesuai dengan kebutuhan. Namun rasanya tidak cukup hanya furnitur saja. Untuk mendapatkan suasana yang dikehendaki dan mempercantik ruangan, orang menambahkan berbagai aksesori atau pernik interior. Dalam menempatkan aksesori tersebut, dibutuhkan kepekaan memilih benda penunjang yang sesuai dengan interior ruangan, sehingga aksesori akan memberikan nilai tambah pada ruangan dan menyatu dalam interior.

Aksesori interior dapat berupa benda koleksi seperti lukisan, tapestri, kain-kain tradisional antik ataupun kain kontemporer, yang biasanya ditempatkan di dinding ruangan. Patung, guci, peti dan benda lain yang ukurannya relatif besar dapat ditempatkan pada sudut-sudut ruang. Benda-benda yang lebih kecil mungkin diletakkan di atas meja, lemari dan perabot lain atau mungkin dipajang di dalam lemari hias yang disediakan khusus untuk menyimpan benda koleksi. Tanaman indoor dengan wadah pot dari ukuran kecil yang diletakkan di atas meja, sampai tanaman dengan wadah pot besar ataupun yang tingginya sampai mencapai langit-langit ruangan, sering juga mengisi interior ruangan. Semuanya itu bergantung pada selera penghuninya.

Dalam Griya Asri edisi ini kami tampilkan interior rumah Yetty Ansar Sudirman dengan dominasi aksesori berupa ukiran kayu dan paduan tapestry yang dibuat dari kain perca batik antik. Rumah ini terletak di kawasan tenang Pondok Indah Jakarta Selatan. Rumah tua yang berbentuk memanjang ke belakang, seluruh ruang interiornya direnovasi, disesuaikan dengan usaha nyonya rumah di bidang seni jahit-menjahit. Ruang-ruang rumah dibagi menurut kebutuhan, ada ruang menerima tamu, ada ruang pas, ada ruang pajang yang semuanya didesain menarik sesuai dengan selera pemiliknya.

Pada beberapa bagian ruangan yang tidak begitu luas, diletakkan gebyok Jawa antik. Untuk menghindari kesan ruangan tidak sempit, gebyok Jawa yang berwarna ukiran cokelat tua dikerok dan di-finish kembali dengan warna krem berteknik pupur, sehingga kesan sakral dan kesan berat dari gebyok tersebut hilang, yang kelihatan adalah kesan yang ringan dan segar. Gebyok-gebyok ini antara lain ditempatkan di sepanjang dinding pada ruang pas pakaian. Agar tidak monoton nyonya rumah memilih gebyok yang bermotif flora yang digabung dengan motif anyaman. Dari ruang tamu ke ruang dalam dipasang bingkai ukiran, demikian juga pada latar belakang ruang pamer, dipasang sebuah gebyok berukir halus di latar belakangnya. Di ruang ini ditempatkan sebuah dressoir untuk menyimpan berbagai keperluan dan di atasnya untuk meletakkan pernik-pernik koleksi nyonya rumah.

Kecuali menempatkan gebyok ia juga memasang tapestry dari kain batik antik yang dirasa sangat sesuai untuk gaya rumahnya yang etnik. Karena itu hiasan yang dominan di rumah ini adalah tapestry dari kain batik antik yang dirasa sangat sesuai untuk gaya rumahnya yang etnik.

Karena itu hiasan yang dominan di rumah ini adalah tapestry, dengan berbagai teknik penjahitan dan berbagai aksesori yang berkesan eksklusif dan etnik pula.

Untuk menata keseluruhan interiornya, nyonya yetty Ansar Sudirman dibantu oleh seorang desainer interior, Ahmad Djaenubin. Berbagai perabotan yang berkesan etnik, seperti meja, partisi, lemari pajang, kayu gantungan untuk tapestry batik dan detail interior lainnya seperti pembatas ruang, plafon skylight dan pernik-pernik lainnya dibantu pembuatannya oleh pak Abin, demikian panggilan akrab interior desainernya. Dengan kerja sama antara pemilik rumah, desainer interior dan seniman tapestry, nyonya rumah sangat bangga dan menikmati penataan interior rumahnya yang sangat berlainan dengan suasana rumahnya sebelum di renovasi. (Anur E.Mulhadiono)

Salah satu sudut di ruang pajang, di atas meja hias digantungkan sebuah tapestri yang manis. Dari kain batik diambil bagian tumpalnya sehingga menghasilkan motif segitiga. Pada ujung-ujung tumpal ini dijahitkan rangkaian bantal-bantal kecil yang khusus dibentuk untuk keperluan ini. Tak lupa komposisi batok kelapa untuk pemanis.
Detail dari lukisan yang ada di ruang tamu. Lukisan berukuran 125x125 cm ini mempunyai komposisi yang manis dan materi yang unik. Bagian atas lukisan dibiarkan polos, hanya diberi motif dari teknik quilting. Untuk aksen dijahitkan potongan-potongan kayu, di bagian bawah batik motif sidomukti dan parang klitik. Tak lupa dijahitkan kerang, tali dan aksesori sebagai pemanis.